Oleh: Yudistira Kusuma
SUDAH lama sebenernya saya menonton film kungfu panda 2, sungguh ada banyak pelajaran yang saya ambil dari sebuah film tersebut.
Kungfu Panda masih diperankan oleh Po—panda gendut, lucu dan menggemaskan dimana pada episode sebelumnya menceritakan Po menjadi Kungfu Dragon—Pahlawan Legenda di kotanya. Namun kungfu panda 2 kali ini menceritakan tentang masa lalu Po. Di mana masa lalunya tidaklah indah. Ya cukup tidak indah karena orang tuanya, bahkan bangsanya (panda) dibunuh oleh Shen (seekor cendrawasih) seorang anak raja di china yang memiliki sifat buruk dan jahat. Inti cerita Shen ingin menguasai negeri china dengan senjata yang ia ciptakan dengan membunuh para kungfu master.
Sepertinya cukup, karena saya tidak ingin spoiler dengan cerita, ada baiknya kalian menonton sendiri. Berikut petikan-petikan hikmah yang saya simpulkan sendiri.
“stop fighting. let it flow”
kata domba (penasihat kerajaan) saat Po sempat takut untuk mengetahui masa lalunya yang ia anggap itu adalah mimpi buruk.
Interprestasi saya dari kata-kata domba tersebut “berhentilah melawan takdir yang sudah ditetapkan olehmu di masa lalu, maka ikhlaskanlah!”
Lalu domba itu melanjutkan perkataannya
“your story may not have such a happy beginning, but that doesnt make you who you are, it is the rest of your story, who you choose to be.”
Ya, dari kata-kata tersebut saya mendapat inspirasi untuk menulis ini. Kita tidak pernah bisa mendikte takdir yang sudah terjadi. Kita tidak pernah bisa memilih lahir dari rahim siapa… tak peduli seburuk apapun yang telah terjadi pada diri kita di masa lalu, tak peduli juga sehebat apa kita di masa lalu, karana masa lalu tidak akan memengaruhi siapa kita di masa depan nanti, karena yang paling terpenting adalah who you choose to be. Ya! Jika kita ingin berhasil di masa depan, sungguh-sungguhlah dari sekarang! Cukuplah, masa lalu menjadi warna dalam kehidupanmu.
Dan di scene lain ketika senjata shen sudah tidak mempan lagi oleh Po ia bertanya:
“how did you do it? how did you find peace? i took away your parents. everything. i scarred you for life!”
Dengan tenang po menjawab :
“see, thats the thing, shen. scars heal”
Bahwa semua luka yang selama ini diperbuat oleh Shen dengan membunuh orangtuanya, bangsanya dan tempat tinggalnya yang direbut sudah tak berbekas. Po sudah ikhlas.
“No, they dont. wounds heal,”
Kata Shen masih tidak percaya.
“you gotta let go of that stuff from the past, cause it just doesnt matter. the onlu thing that matters is what you choose to be now.”
Suer, bijak sekali kata-kata Po. Memang segala sesuatu di masa lalu, itu tidaklah begitu penting. Karena yang paling penting adalah siapa kamu sekarang!
Mau kamu penjahat, mau kamu pencuri, mau kamu anak durhaka, selama itu di masa lalu dan saat ini mau memperbaiki diri, kau jauh lebih baik! Sangat jauh lebih baik.
Karena kita bukanlah malaikat, namun kita bukan iblis pula, kita manusia, ya mahluk yang tak luput dari kesalahan dan dosa. masih ingat dengan pesan nabi saw ”karena sebaik-baik orang yang bersalah adalah taubatnya.”
SUDAH lama sebenernya saya menonton film kungfu panda 2, sungguh ada banyak pelajaran yang saya ambil dari sebuah film tersebut.
Kungfu Panda masih diperankan oleh Po—panda gendut, lucu dan menggemaskan dimana pada episode sebelumnya menceritakan Po menjadi Kungfu Dragon—Pahlawan Legenda di kotanya. Namun kungfu panda 2 kali ini menceritakan tentang masa lalu Po. Di mana masa lalunya tidaklah indah. Ya cukup tidak indah karena orang tuanya, bahkan bangsanya (panda) dibunuh oleh Shen (seekor cendrawasih) seorang anak raja di china yang memiliki sifat buruk dan jahat. Inti cerita Shen ingin menguasai negeri china dengan senjata yang ia ciptakan dengan membunuh para kungfu master.
Sepertinya cukup, karena saya tidak ingin spoiler dengan cerita, ada baiknya kalian menonton sendiri. Berikut petikan-petikan hikmah yang saya simpulkan sendiri.
“stop fighting. let it flow”
kata domba (penasihat kerajaan) saat Po sempat takut untuk mengetahui masa lalunya yang ia anggap itu adalah mimpi buruk.
Interprestasi saya dari kata-kata domba tersebut “berhentilah melawan takdir yang sudah ditetapkan olehmu di masa lalu, maka ikhlaskanlah!”
Lalu domba itu melanjutkan perkataannya
“your story may not have such a happy beginning, but that doesnt make you who you are, it is the rest of your story, who you choose to be.”
Ya, dari kata-kata tersebut saya mendapat inspirasi untuk menulis ini. Kita tidak pernah bisa mendikte takdir yang sudah terjadi. Kita tidak pernah bisa memilih lahir dari rahim siapa… tak peduli seburuk apapun yang telah terjadi pada diri kita di masa lalu, tak peduli juga sehebat apa kita di masa lalu, karana masa lalu tidak akan memengaruhi siapa kita di masa depan nanti, karena yang paling terpenting adalah who you choose to be. Ya! Jika kita ingin berhasil di masa depan, sungguh-sungguhlah dari sekarang! Cukuplah, masa lalu menjadi warna dalam kehidupanmu.
Dan di scene lain ketika senjata shen sudah tidak mempan lagi oleh Po ia bertanya:
“how did you do it? how did you find peace? i took away your parents. everything. i scarred you for life!”
Dengan tenang po menjawab :
“see, thats the thing, shen. scars heal”
Bahwa semua luka yang selama ini diperbuat oleh Shen dengan membunuh orangtuanya, bangsanya dan tempat tinggalnya yang direbut sudah tak berbekas. Po sudah ikhlas.
“No, they dont. wounds heal,”
Kata Shen masih tidak percaya.
“you gotta let go of that stuff from the past, cause it just doesnt matter. the onlu thing that matters is what you choose to be now.”
Suer, bijak sekali kata-kata Po. Memang segala sesuatu di masa lalu, itu tidaklah begitu penting. Karena yang paling penting adalah siapa kamu sekarang!
Mau kamu penjahat, mau kamu pencuri, mau kamu anak durhaka, selama itu di masa lalu dan saat ini mau memperbaiki diri, kau jauh lebih baik! Sangat jauh lebih baik.
Karena kita bukanlah malaikat, namun kita bukan iblis pula, kita manusia, ya mahluk yang tak luput dari kesalahan dan dosa. masih ingat dengan pesan nabi saw ”karena sebaik-baik orang yang bersalah adalah taubatnya.”
0 Response to "Berdamai Dengan Takdir"
Post a Comment