Wahai yang ku cinta, ku rasa wajar adanya bila aku jatuh cinta. Bukan
karena aku seorang pemuda tapi karena aku memiliki hati… Wahai yang ku
cinta, ku harap kau mendengar suara ku ini, kau tahu dan kau
sungguh-sungguh tahu
bahwa aku selalu diam dan membisu baik dalam marah maupun dalam cinta.
Tapi engkau tidak tahu kenapa ? Krn dlm diam terdapat kenyamanan, masa
muda adalah masa paling rawan. Banyak godaan, dan setan tak pernah
berhenti merayu dgn segala tipu.
Maka ada baiknya aku diam, krn Nabi bersabda:
“Barangsiapa yg diam maka dia akan selamat.” (HR. Ahmad [6481] disahihkan Syaikh Ahmad Syakir)
Adinda yg ku cinta, setan tdk henti dan tdk lelah berusaha menjerumuskan
manusia pada zina, maka baiknya kita renungkan hadits Nabi berikut:
“berlama-lamalah berdiam. Sesungguhnya diam itu mengusir setan” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)
wahai yang ku cinta, kini kau sudah fahamkah kenapa aku membisu dalam
cinta ? Dan bahkan aku tak pernah berucap cinta padamu ? Ya karena diam
adalah keselamatan dari perangkap setan. Sungguh aku tak ingin dekati
zina.
Wahai yang ku cinta, bilakah aku berkata cinta padamu, sedang engkau
tahu aku belum mampu menikahimu. Maka apa gunanya ? Yang ada setan
merayu kita untuk mendekati zina. Na’udzubillah.
Adindaku cintaku bukan di lisan maka tak harus aku ucapkan. Adinda
cintaku bukan di mataku maka tak harus aku menatapmu. Duhai adinda,
cintaku bukan pada jemariku maka tak perlu ku sentuh engkau.
Duhai cinta, ku dengar gemercik hatimu bertanya, “maka dengan apa kamu
mencintaiku ?” wahai yang ku cinta, aku mencintaimu dengan kebenaran.
Aku mencintaimu dengan memuliakanmu. Aku mencintaimu dengan menjaga
kehormatanmu.
Aku tak peduli mereka berkata apa atas kebisuanku dalam cinta. Tapi aku
tetap yakin inilah yang terbaik. Aku akan tetap rahasiakan hatiku. Ingin
ku jaga suci hatiku, dan suci dirimu dengan merahasiakan hatiku.
Mungkin aku bukan penjantan tangguh, yang lantang bicara di hadapan
wanita bahwa aku cinta kamu. Padahal dia tak mampu menikah. Banyak janji
dari balik kata cintanya tapi tidak bukti itu semua.
Adinda ketahuilah di balik cintaku terdapat bukti kesungguhanku. Di
balik cintaku aku selalu menjanjikan kesetiaan. Dan sudah ku buktikan
walau cinta belum ku ucapkan. Dan tentu engkau tahu itu.
Biarlah mereka bermadu kasih di luar janji suci dengan kehinaan dan
menyia-nyiakan masa muda. Dan penyesalan di akhir cerita. Adinda aku
ingin kita mengukir kisah cinta dan bermadu kasih di bawah janji suci
yang di ridhoi Allah.
Adinda yg ku cinta, ukirlah kisah yg manis saat ini. Guna kelak bila
punya anak kisahmu dan kisahku bs jadi dongeng tidur bagi anak kita.
Bisuku dalam cinta, diamku, tunduknya pandanganku, maluku. Itu adalah
bukti cintaku padamu.
Wahai engkau yang ku cinta, aku berpesan dengan nasihat untukmu dan untuk ku sendiri:
“gunakanlah masa mudamu untuk masa tuamu, gunakanlah masa sehatmu untuk masa sakitmu dan gunakanlah masa lapangmu untuk masa sempitmu. Jika kau dapati pagi maka janganlah kau nanti malam”(HR. Muslim)
“hiduplah di dunia ini seolah-olah dirimu adalah orang asing atau seorang musafir. Siapkanlah dirimu sebagai penghuni kubur”. (HR. Ibnu Majah)
adinda karena aku yakin engkau adalah tulang rusukku… Andai kita tak
mampu bersama di dunia, maka aku menunggumu di Surga.. Hapuslah air
matamu karena pahitnya sebuah perjuangan, dan senyumlah dengan
membayangkan manisnya surga…
Wahai CINTA……. Jangan kau Tanya seberapa besar rasa CINTAku padanya
yang telah tertulis dalam Lauhul Mahfudz! Tetapi bertanyalah seberapa
besar kuatnya HATIku untuk Mensucikan CINTA dan menantang PERADABAN
Dunia di Akhir Zaman, bahwa izzah dan iffah kami haruslah tetap terjaga
dihadapanNYA
sumber : http://www.tumblr.com/tagged/akhwat
Menambah wawasan, :D
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungan nya ya..
Deleteini seperti kisah Fatimah-Ali Ra gan..sipp
ReplyDeleteTerima Kasih Atas Kunjungan nya ya..
ReplyDeletemenggugah artikel "cintaku dlm diam"
ReplyDeleteheeeem.... menarik membaca untaian katanya... salam :)